Kylian Mbappe, bintang muda Prancis yang bersinar sepak bola, baru-baru akui kemarahan nya pada Messi Setelah Kalah di Final Piala Dunia 2022.
Dalam situasi yang penuh emosi ini, Mbappe merasakan kemarahan terhadap rekannya di Paris Saint-Germain (PSG), Lionel Messi, yang juga menjadi lawan dalam laga tersebut. Mari kita telaah lebih dalam tentang bagaimana kekalahan tersebut mempengaruhi mereka, serta dinamika hubungan antara keduanya. Berikut ini GOAL KEEPER akan membahas sampai tuntas tentang Mbappe akui kemarahan pada Messi setelah kalah di final Piala Dunia 2022.
Latar Belakang Kekalahan di Final Piala Dunia 2022
Final Piala Dunia 2022 berlangsung di Lusail Stadium, Qatar, dan menjadi salah satu pertandingan paling mendebarkan dalam sejarah turnamen tersebut. Prancis berhadapan dengan Argentina di mana kedua tim memiliki sejarah yang kaya dan kualitas tim yang luar biasa.
Pertandingan ini berujung pada adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 3-3 dalam waktu normal dan perpanjangan waktu. Mbappe menunjukkan performa yang luar biasa dengan mencetak hat-trick, tetapi Argentina akhirnya berhasil meraih kemenangan setelah adu penalti dengan skor 4-2.
Kekalahan ini sangat mengecewakan bagi Mbappe, yang memiliki harapan besar untuk mempertahankan gelar juara yang diraihnya pada tahun 2018. Setelah pertandingan, banyak yang mengamati reaksi emosional Mbappe.
Dia mengungkapkan bahwa dia merasa sangat marah melihat Messi merayakan kemenangan, yang bagi Mbappe seolah menjadi simbol dari kegagalan yang dia alami. Momen tersebut menyoroti bagaimana ketegangan pribadi dapat muncul bahkan di antara pemain yang memiliki hubungan profesional yang baik.
Ketegangan Antara Mbappe dan Messi
Ketegangan antara Mbappe dan Messi bukanlah hal yang baru, tetapi menjadi lebih terfokus setelah final Piala Dunia. Sejak kedatangan Messi di PSG, telah ada berbagai spekulasi mengenai dinamika hubungan mereka. Meskipun keduanya adalah superstar di tim yang sama, ada perasaan persaingan yang menonjol, terutama ketika mereka berada di bawah sorotan global.
Setelah final, dalam wawancara, Mbappe mengakui bahwa dia berusaha untuk mengendalikan kelebihannya, tetapi kemarahan tetap ada. “Setelah final Piala Dunia, ketika aku melihat Messi di latihan PSG, aku masih sangat marah,” ungkapnya kepada media saat itu.
Destroying the narrative of unity, rivalitas seolah muncul kembali. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada rasa hormat di antara keduanya, kegagalan di panggung terbesar bisa menimbulkan keretakan.
Namun, Messi tidak bercita-cita untuk memperburuk situasi. Dalam beberapa wawancara pasca-pertandingan, dia berusaha untuk meredakan ketegangan ini dengan mengakui betapa besarnya rasa hormatnya terhadap Mbappe.
Messi yang sudah berpengalaman di puncak sepak bola menyadari bahwa setiap pemain merasakan sakit setelah gagal meraih gelar, terutama di turnamen besar seperti Piala Dunia.
Baca Juga: Timnas Indonesia Hadapi Laos di Stadion Manahan Piala AFF 2024
Respon dan Pembelajaran dari Pengalaman
Setelah final Piala Dunia 2022 yang berakhir dengan kekecewaan bagi Kylian Mbappe, hubungan antara dia dan Lionel Messi menjadi sorotan media. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dinamika di antara keduanya muncul seringkali dalam konferensi pers dan wawancara pasca-pertandingan. Messi, yang telah mengalami kekalahan di final sebelumnya, memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa yang dirasakan oleh Mbappe.
Dia secara tegas menekankan pentingnya untuk tidak terlalu membahas Piala Dunia setelah momen pahit tersebut.
“Aku tidak mau berbicara tentang apa yang terjadi di final, karena itu adalah pengalaman yang sangat sulit bagi setiap orang,” jelas Messi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Messi menghargai perasaan Mbappe dan menyadari betapa beratnya beban emosional yang ditanggung oleh rekan setimnya.
Pengalaman Messi di Piala Dunia 2014, di mana Argentina kalah dari Jerman di final. Setelah melalui pertandingan yang sangat menegangkan, memberinya perspektif yang kuat. Hal ini juga membawa pemahaman bahwa terkadang, menjaga jarak dari peristiwa negatif adalah cara untuk melanjutkan hidup dan berfokus pada kehidupan profesional yang lebih positif.
Pembelajaran dari Pengalaman
Di sisi lain, Mbappe tidak tawar-menawar terhadap perasaannya dan mengakui bahwa meski mengalami kekecewaan yang mendalam, dia melihat nilai dalam pengalaman tersebut.
“Aku belajar banyak dari Messi. Dia melakukan segalanya dengan sangat baik,” ungkapnya. Dengan kata-kata ini, Mbappe menegaskan bahwa meskipun ada kesedihan dan kemarahan yang mengikutinya setelah kekalahan, ada juga pelajaran berharga yang bisa diambil dari hubungan tersebut.
Keterbukaan Mbappe untuk belajar dari Messi menunjukkan kedewasaan dalam sikapnya. Meskipun dikelilingi oleh emosi yang kuat, termasuk kemarahan dan kekecewaan. Dia tetap berusaha untuk berfokus pada aspek positif dari hubungan mereka.
Dia menyadari bahwa meskipun ada ketegangan yang mungkin timbul dari persaingan di lapangan. Hubungan itu tetap penting untuk kesuksesan tim secara keseluruhan. Dengan kata lain, Mbappe memahami pentingnya tidak hanya menjalin hubungan baik dengan Messi, tetapi juga membangun fondasi untuk kerja sama yang lebih baik di masa depan.
Harapan Masa Depan untuk Keduanya
Melihat ke depan, hubungan antara Mbappe dan Messi sangat penting bagi masa depan PSG dan tim nasional masing-masing. Setelah final, Mbappe dan Messi kembali berlatih bersama di PSG, di mana keduanya berusaha. Untuk melupakan kepahitan dari Piala Dunia dan kembali bersatu demi tujuan bersama untuk klub.
Mereka menyadari bahwa PSG memiliki ambisi besar di Liga Champions dan penting untuk mengesampingkan masalah pribadi demi kepentingan tim.
Melihat ambisi besar keduanya, diharapkan rivalry dan kenangan pahit tersebut menjadi penyemangat untuk bertahan di level tertinggi. Keduanya masih dalam usia relatif muda, dengan harapan bahwa mereka dapat membangun chemistry yang lebih baik di lapangan seiring waktu. Hal ini penting mengingat bahwa kesuksesan tim sering kali berakar pada hubungan yang baik di antara para pemain.
Kesimpulan
Kylian Mbappe akui kemarahan dan kekecewaannya setelah kalah dari Lionel Messi dan tim Argentina di final Piala Dunia 2022. Menambahkan lapisan kompleksitas dalam hubungan mereka.
Pengalaman tersebut, meskipun pahit, dapat memberikan pelajaran berharga tentang menanggapi tekanan dan rivalitas dalam olahraga. Kita melihat bahwa meskipun ada rasa sakit dari hasil pertandingan, sangat penting untuk berfokus pada pertumbuhan dan belajar dari pengalaman sulit.
Dapat disimpulkan bahwa baik Messi maupun Mbappe adalah produk dari situasi yang keras dan kompetitif. Mereka berdua memiliki kualitas luar biasa yang telah membentuk mereka menjadi bintang sepak bola global. Namun, nilai persahabatan dan saling menghargai harus selalu didahulukan. Menjalani perjalanan dalam dunia sepak bola mengharuskan mereka untuk menghadapi tantangan personal dan profesional.
Melihat ke depan, harapan besar berada di bahu keduanya untuk memberikan yang terbaik di pentas sepak bola dunia. Baik di PSG maupun di tim nasional, mereka diharapkan dapat saling mendukung dan meningkatkan performa demi mencapai keberhasilan yang lebih besar di masa depan.
Perubahan emosi menjadi salah satu aspek yang kerap mengingatkan kita akan sifat manusia. Termasuk dalam arena olahraga yang penuh tekanan dan sorotan ini. Di masa mendatang, kita berharap Mbappe dan Messi dapat mengatasi perbedaan dan membangun kembali hubungan positif demi sukses tim. Cari tahu terus seputaran sepak bola seperti Mbappe yang akui kemarahan nya ini, agar kamu dapat mengetahui seluruh informasi terbaru lainnya.